Rabu, 13 Agustus 2008

Pilwalkot Bandung 2008

Kemarin aku di sms oleh seorang teman,

Survei Lenskep : 1.35,8,,2.39,4,,3.7,8,,golput.17,,

Unggul 4 persen. Suatu hasil yang terlalu muluk buatku. Feelingku sejak awal sudah jelek. Feelingku kalah tipis. Ku balas sms temanku itu,, buat survei tandingan,, gubrak!

Feelingku... 1.28,, 2.26,, 3.5,, golput.41,, yang menang golput,, masyarakat sudah jengah kawan.

Dan feelingku kali ini salah. Untuk suara 2, feelingku tepat, 26. Namun, 1 unggul jauh... berkali lipat dibanding 2. Ternyata kenyataan lebih kejam dari feelingku. Perolehan suara merosot tajam dibanding suara partai 16, 4 tahun lalu. Sejak awal durjana memang terlalu kuat. Sebagai pengamat yang tak tau banyak, aku cukup kaget dengan keputusan partai 16 untuk tak dukung 1.

Pemerintahannya sama sekali tak bisa dibilang buruk. Cukup berhasil walau bandung tetap carut marut. Cukup bersih walau tak kesat layaknya piring pecah belah setelah di cuci sabun cair. Dan yang paling utama adalah kepopuleran 1 tak ada yang mengalahkan. Akan sulit mengalahkan popularitasnya, apalagi jika tokoh yang diusung sama sekali belum dikenal masyarakat. Aku kebingungan dalam waktu yang cukup lama. Tak mengerti pikiran para elit partai 16 yang sering buat keputusan yang terlalu berani.

Aku baru mengerti ini setelah sedikit cerita dari ibuku. Begitu partai 16 memutuskan tak dukung 1, partai 28 mendekati partai 16. Namun, 1 segera menggaet partai 28. Tau alasannya? 1 begitu takut, karena koalisi 16 dan 28 terkadang sangat mematikan. Berkali-kali partai 33 kalah. Bisa tertebak tujuan 1 tak lain dan tak bukan adalah kekuasaan. Mataku mulai terbuka. Dan semakin terbuka, ketika aku sering melihat 1 hanya mempromosikan dirinya seorang diri. Ambisi 1 terhadap kekuasaan terlihat jelas. Setauku, ini bertolak belakang dengan prinsip dasar partai 16. Aku jadi semakin mengerti alasan partai 16 tak dukung 1. Semakin terlihatlah betapa pengetahuanku tentang prilaku "orang-orang terhormat" sangat sedikit.

Aku yakin, kekalahan ini bukanlah akhir dari apapun. Ini adalah sebuah pembuktian dari partai 16. Bahwa yang mereka perjuangkan bukanlah kuasa. Kalau kuasa yang jadi tujuan, tak susah untuk turut mendukung 1 meminta kursi wakil. Dengan 40 persen suara yang diperoleh 4 tahun lalu. 1 tentu tak akan kuasa menolak. Koalisi ini jelas bakal lebih kuat, kalaupun seandainya partai 28 dan partai-partai lainnya bersatu, menantang nomor 1.

Namun, inilah pilihan masyarakat bandung. Biarkan mereka lihat hasil pilihan mereka.

Tidak ada komentar: