Senin, 06 Agustus 2007

Hikmah dari sebuah kenyataan

Adikku. Namanya Nurani Nashuha Arief. Panggilannya Nuni. Siswa kelas 1-4 SMAN 11 Bandung.(Dimana pula itu?) Aku sempat ikut menangis ketika tau nilainya tak juga masuk ke SMA klaster 2 sekalipun (24 n 1 maksudnya...). Padahal kemampuan BIng n Mtk nya dia jauh diatas aku. BI mah standar lah. Kitu-kitu wae.
(Memang butuh banyak keajaiban. N DIA selalu memberikan keajaiban itu padaku. Meski aku tlah mengkhianatiNya sebagaimanapun. Dasar hamba yang tak tau diri.)

Tapi... kalian tau? Setelah aku banyak berpikir. Semakin lama aku terlarut. Aku semakin tau mengapa DIA tak meluluskan adikku ke tempat yang sama denganku.
Adikku dan aku, 2 karakter yang sangat berbeda, dengan segala kelebihan dan kekurangan kami masing-masing. (hanya satu kelebihanku,, HOKI). Mempunyai dunia yang berbeda. Sangat berbeda. Dan aku jadi takut membayangkan kalau aku dan dia dengan dunia yang berbeda pada tempat yang sama. (walau bapakku masih terobsesi memutasikannya ke 3,, dan aku menentang keras,,)

Mungkin aku orang pertama di SMA 3 yang kecewa ketika di terima di pil 1nya,, HWAAAHHH!!! Allah, mengapa kau timpakan ini padaku? Walau aku yakin ini yang terbaik. Tapi aku benar-benar tak pernah membayangkan akan berada di lingkungan yang sama lebih dari 5 tahun. Diriku khan petualang.

Tapi... setelah aku pikirkan lagi... Apalagi setelah seseorang yang sering bersamaku semakin mendominasiku dan memaksakan pikirannya ternyata masuk pil 2 ku FKM UI. (Kalian tau itu siapa). Padahal kita nggak janjian lho. Aku tau dia milih fkm pun waktu pengumuman. Kalau aku masuk fkm juga, aku akan semakin tergantung padanya. Apalagi di lingkungan baru yang tak seorangpun ku kenal. Aku memang butuh penyeimbang, agar aku tak terbang tinggi jauh ke angkasa. Dan dia berhasil menjadi penyeimbangku. Namun, akhir-akhir ini, dia semakin tenggelam-tenggelam dan tenggelam. Dan aku harus melepaskan tanganku agar aku tidak ikut tenggelam. Kini, aku butuh penyeimbang yang lain. Yang bisa menahanku agar tidak terbang terlalu tinggi.

Udah kok cuman mo curhat tentang ini,,
For seseorang. Maaf. Tapi ini yang kurasa.

Patlabour Camp KEREN!!!!

Makasih ya buwat panitia-panitia yang udah pada capek nyiapin acara ini. Terutama bwat seksi konsumsi,, makanannya enak. Buwat ikhwan-ikhwan yang mau makan masakan kita yang teu puguh rasa juga makasih,,

Kalian is the best lah. Tidak bisa ditandingkan dengan apapun.Membuat aku menangis, tertawa dan... mengalami banyak hal yang tak pernah aku alami.
Contoh : APEL. Gila, mesti udah beberapa kali bikin acara apel.Tapi A nggak pernah ikutan apel sekali pun. Datengnya ditelat-telatin or pura-pura kemana githu. Hahahaha,, panitia yang tidak baik. Maaf. Dan ternyata, rasanya BT banget. Tapi ini emang ritual yang tak bisa dihindari.
(Oh ya, A ma Nadia (bukan Natre,,) sempet berhasil kabur dari acara lho. Jalan-jalan melihat dunia yang luas........ intermezo!!!!)

Hal yang paling membuat aku sakit adalah jawaban pertanyaan dari seorang teman. Dan aku sampe saat ini belum tau hikmah orang itu bertanya itu. (bantu aku!!!)

Mungkin kalian banyak yang tau siapa yang selama ini selalu bersama aku. Tapi itu nggak berarti aku setuju ama dia. Mungkin dari kalian ada yang pernah liat keluarga aku. Tapi bukan berarti aku sama dengan mereka. Walau aku terlihat seperti itu.Inilah salah satu alasanku tak ingin tetap tinggal di Bandung. Ketakutan akan sakit yang tak terkira.

Terimakasih atas semua kenangan ini. Tak akan terhapus, luka yang terlalu dalam dan berlian-berlian pengalaman yang terlalu indah untuk dilupakan.Entah mengapa saat ini aku merasakan sebuah sensasi takut akan kehilangan tapi tak berani untuk meraihnya.

Aku ingin kembali tapi merasa terusir. Benarkah kesalahanku begitu besarnya sehingga aku tak lagi punya tempat kembali?