Senin, 26 November 2007

Kenapa 3 dicintai

Dulu…

Aku sering menyesal memilih 3 untuk jadi tempatku belajar,,

Kenapa?

Gurunya terlalu pengertian sehingga menganggap kami semua pintar dan tak perlu lagi diajar. Ulangan pun githu,, bersyukur banget d, kalo yang diulanganin itu pernah diajarin, setidaknya soal yang setypenya lah. N… selidik punya selidik, pernah ada seorang guru ppl yang ngasih soal ujiannya ke anak 3,, donk! (nggak semua banget juga sieh…but 80% gt,,)

Alhasil, remedial pun jadi makanan kami sehari-hari,, Adakah di antara anak 3 yang tidak pernah ikutan remed? Penyabet medali emas olimpiade sains nasional pun. Saya yakin pernah. Setidaknya remed PPKn,, hahaha,, or seni musik (pelajaran yang paling terkenang,, romae bella romae grande,,)

Pendidikan macam apa ini? hehehe…

Teman-teman yang pintar dan berpura-pura bodoh. Waktu kelas 1 aku tertipu, kelas 2 aku juga ikut jadi penipu.hehe,,

Tapi…

Sekarang….

Aku sangat bersyukur jadi alumni dari sekolah dipojokan Kalimantan-Belitung itu,,

Love you lah! Seandainya bisa, aku tak pernah ingin masa-masa itu berakhir,,

Kenapa?

Dengan guru yang sangat pengertian itu, kami dituntun untuk jadi lebih pengertian,

Lingkungan yang SANGAT-SANGAT kondusif untuk belajar,, secara, nggak jarang anak yang mabal pun bawa 1001soalSPMB n dikerjain di bazaar,, ini waktu kelas 3 doank sieh…

SMA3 yang sekarang memang tak lagi sekondusif SMA3 yang dulu,, tapi, tetap saja mungkin lebih kondusif dari SMA mana pun,, di Bandung setidaknya,,

Istirahat dihabiskan di MA or Masjid Masi’ina Solihin itu sudah biasa dilakukan bukan hanya oleh anak DKM nya. Banyaknya sih anak-anak kelas 3 yang merasa ‘butuh’.

Satu hal lagi yang ingin aku banggakan dari SMA 3 adalah… NGGAK PERNAH PUNYA MASALAH,, jadi… suka ada yang nyari-nyari masalah githu. Buktinya? Waktu kita ke Bali,, banyak yang koar-koar,, waktu SMA 3 nilai UANnya bukan yang terbaik,, di kritik abis-abisan. Padahal… udah rahasia umum kalo “tim sukses” udah dilegalin secara tidak langsung. (Pendidikan macam apa ini?,,, again?,,)

Jujur, di 3 bener-bener nggak ada istilah “tim sukses”. Yang tertera di ijazah kami semua murni,, tidak ada campur tangan “tim sukses”. Kalo pun ada, paling contek-contekan diantara kami n… kunci jawaban. Bukan anak 3 kalo percaya githu aja ama kunci jawaban. Jadi tuh kunci jawaban baru dipake ketika kita udah bener-bener mentok,,

Apa buktinya?

Berapa anak SMA 3 yang masuk ITB? Denger-denger 208. 3 angka terakhir nimku. hehe,, EMANG sih turun,, tapi… jaket angkatan 3 masih exis berseliweran dimana-mana,,

Kadang-kadang jadi objek politik. Salutnya lagi, itu nggak membuat keseimbangan intern terganggu. Kalo pun para guru mangap-mangap. KAMI TETAP BELAJAR.

SMA 3,, berdiri di sebuah lahan yang sempit. SMA2 lebih gede dari pada SMA3+SMA5. Tapi SMA3 punya lahan yang SANGAT-SANGAT-SANGAT luas untuk ‘digarap’, kalo mo jujur, lebih luas dari ITB. Obrolan dengan seorang kakak kelasku beberapa hari yang lalu mengingatkanku akan seberapa luas dan subur nya “lahan” SMA3. Itulah mungkin yang membuat para alumninya lebih tertarik kembali daripada bergerak di kampus. Bukan hanya di DS dan DK. Tapi juga OSIS-PK en xkul-xkul lainya.

Ini….

Membuat aku berpikir…

Tentang kebencianku akan ITB,,

Kenapa aku benci ITB?

Aku baru mengerti siang itu,, setelah obrolan itu,,

Kenapa?

Karena tuntutan di ITB tidak jauh berbeda dengan tuntutan di SMA 3,, namun, kekondusifannya jauh dibawah kekondusifan SMA3,, sering kali, aku marah dengan keadaan ini. Saya tahu hal yang salah kalo aku nyalahin keadaan. Salah besar. Tapi… perasaan yang… LETIH, LETIH dan LETIH,, membuat aku rindu keadaan SMA 3,,

Nggak heran kalo banyak yang bilang or pake kaos I LOVE 3 atau pake jaket angkatan, atau… masih suka pake lencana SMA 3(itu diriku), bahkan pake baju batiknya,,

GUBRAK!

Senin, 06 Agustus 2007

Hikmah dari sebuah kenyataan

Adikku. Namanya Nurani Nashuha Arief. Panggilannya Nuni. Siswa kelas 1-4 SMAN 11 Bandung.(Dimana pula itu?) Aku sempat ikut menangis ketika tau nilainya tak juga masuk ke SMA klaster 2 sekalipun (24 n 1 maksudnya...). Padahal kemampuan BIng n Mtk nya dia jauh diatas aku. BI mah standar lah. Kitu-kitu wae.
(Memang butuh banyak keajaiban. N DIA selalu memberikan keajaiban itu padaku. Meski aku tlah mengkhianatiNya sebagaimanapun. Dasar hamba yang tak tau diri.)

Tapi... kalian tau? Setelah aku banyak berpikir. Semakin lama aku terlarut. Aku semakin tau mengapa DIA tak meluluskan adikku ke tempat yang sama denganku.
Adikku dan aku, 2 karakter yang sangat berbeda, dengan segala kelebihan dan kekurangan kami masing-masing. (hanya satu kelebihanku,, HOKI). Mempunyai dunia yang berbeda. Sangat berbeda. Dan aku jadi takut membayangkan kalau aku dan dia dengan dunia yang berbeda pada tempat yang sama. (walau bapakku masih terobsesi memutasikannya ke 3,, dan aku menentang keras,,)

Mungkin aku orang pertama di SMA 3 yang kecewa ketika di terima di pil 1nya,, HWAAAHHH!!! Allah, mengapa kau timpakan ini padaku? Walau aku yakin ini yang terbaik. Tapi aku benar-benar tak pernah membayangkan akan berada di lingkungan yang sama lebih dari 5 tahun. Diriku khan petualang.

Tapi... setelah aku pikirkan lagi... Apalagi setelah seseorang yang sering bersamaku semakin mendominasiku dan memaksakan pikirannya ternyata masuk pil 2 ku FKM UI. (Kalian tau itu siapa). Padahal kita nggak janjian lho. Aku tau dia milih fkm pun waktu pengumuman. Kalau aku masuk fkm juga, aku akan semakin tergantung padanya. Apalagi di lingkungan baru yang tak seorangpun ku kenal. Aku memang butuh penyeimbang, agar aku tak terbang tinggi jauh ke angkasa. Dan dia berhasil menjadi penyeimbangku. Namun, akhir-akhir ini, dia semakin tenggelam-tenggelam dan tenggelam. Dan aku harus melepaskan tanganku agar aku tidak ikut tenggelam. Kini, aku butuh penyeimbang yang lain. Yang bisa menahanku agar tidak terbang terlalu tinggi.

Udah kok cuman mo curhat tentang ini,,
For seseorang. Maaf. Tapi ini yang kurasa.

Patlabour Camp KEREN!!!!

Makasih ya buwat panitia-panitia yang udah pada capek nyiapin acara ini. Terutama bwat seksi konsumsi,, makanannya enak. Buwat ikhwan-ikhwan yang mau makan masakan kita yang teu puguh rasa juga makasih,,

Kalian is the best lah. Tidak bisa ditandingkan dengan apapun.Membuat aku menangis, tertawa dan... mengalami banyak hal yang tak pernah aku alami.
Contoh : APEL. Gila, mesti udah beberapa kali bikin acara apel.Tapi A nggak pernah ikutan apel sekali pun. Datengnya ditelat-telatin or pura-pura kemana githu. Hahahaha,, panitia yang tidak baik. Maaf. Dan ternyata, rasanya BT banget. Tapi ini emang ritual yang tak bisa dihindari.
(Oh ya, A ma Nadia (bukan Natre,,) sempet berhasil kabur dari acara lho. Jalan-jalan melihat dunia yang luas........ intermezo!!!!)

Hal yang paling membuat aku sakit adalah jawaban pertanyaan dari seorang teman. Dan aku sampe saat ini belum tau hikmah orang itu bertanya itu. (bantu aku!!!)

Mungkin kalian banyak yang tau siapa yang selama ini selalu bersama aku. Tapi itu nggak berarti aku setuju ama dia. Mungkin dari kalian ada yang pernah liat keluarga aku. Tapi bukan berarti aku sama dengan mereka. Walau aku terlihat seperti itu.Inilah salah satu alasanku tak ingin tetap tinggal di Bandung. Ketakutan akan sakit yang tak terkira.

Terimakasih atas semua kenangan ini. Tak akan terhapus, luka yang terlalu dalam dan berlian-berlian pengalaman yang terlalu indah untuk dilupakan.Entah mengapa saat ini aku merasakan sebuah sensasi takut akan kehilangan tapi tak berani untuk meraihnya.

Aku ingin kembali tapi merasa terusir. Benarkah kesalahanku begitu besarnya sehingga aku tak lagi punya tempat kembali?

Sabtu, 26 Mei 2007

Sebuah Catatan Perjalanan

11 Mei 2007

10.00, Terminal bus LeuwiPanjang
Petualangan baru saja dimulai. Aku ingin petualangan sebelum pertempuran ini membawa banyak pelajaran bagiku. Aku hampir tak percaya, 4 TAHUN sudah aku meninggalkannya. Rindu sekali rasanya...

10.30, di Tol Cipularang
Tiba-tiba saja aku sadar, kalau yang kurindukan bukan pantai, tapi guru-guru juga teman-temanku yang entah bagaimana kabarnya. Aku jadi inget, waktu dulu khan jaman-jamannya ngisis binder. nama, ttl, bla-bla-bla-cuh, yang tak lupa kutulis adalah "Don't Forget me. I hate to be forgotten."
Hal yang paling kubenci memang dilupakan. Makanya aku sangat berusaha untuk tak melupakan siapapun yang pernah hadir dalam hidupku.

12.00, JAKARTA
Gedung bertingkat berdiri disana-sini dengan angkuhnya. Besok, 9 tahun sudah tragedi itu. Tragedi Trisakti.
Ketika itu aku masih kelas 3 SD. Walau tidak begitu kumengerti, karena semuanya nonton berita, aku pun jadi ikutan nonton. Apalagi waktu itu ayahku kerja di daerah Slipi. Uuu...
Pedih rasanya orang-orang dipukuli dan ditembaki. Mobil dan mal dibakar dan dijarah. ih! Gila deh! Semahal itukah harga sebuah perubahan???
Jadi teringat sebuah percakapan dengan seorang teman.
"Apa gunanya aksi? Cuman macetin jalan?"
Sejujurnya saat itu aku setuju. Bukan cuman bikin macet jalan, tapi juga manas-manasin+nyape-nyapein diri. Tapi, bukan aku kalau langsung setuju.
"Kalau nggak da aksi, Soeharto nggak turun. Kalo Soeharto nggak turun. Kita nggak akan bisa berpikir sebebas ini. Nggak khan bisa bebas pake kerudung, nggak khan bisa ngaji dengan bebas, dan banyak hal yang bakal nggak bisa kita lakuin."


12 Mei 2007

06.30
Aduuuhhh!!!! Tau nggak? Kemarin aku hampir aja nyasar. Aku tak tau kalau bis yang kutumpangi tak lagi lewat trayek yang seperti dulu. Untungnya aku memutuskan untuk turun di terminal dan naik angkot. Bayangkan! dari pintu tol Cilegon Barat ke Mesjid Agung (setara dengan dari SMA3 ke BIP) ongkosnya 2 ribu. MAHAL BANGET!!! Tapi... waktu jaman 500 masih laku di Bandung, emang sih ongkos disana udah 1200 untuk jalur yang sama. Udah githu warna angkot jadi banyak. Dulu sih cuma biru muda doank. Sekarang udah ada silver, ungu, merah... dll. Dan... Ramayana masih berdiri dengan angkuhnya. Tapi... asa kumuh. Entah memang begitu, atau hanya perasaanku yang sudah terbius oleh megahnya Bandung.

15.30
Seharian sudah aku menapaki sebagian masa laluku. Ke SMP dan ketemu ma Pak Ismahir, Bu Indah dan Bu Iif. Senangnya masih diingat. Aku jadi ingat betapa aku dekat dengan mereka. 4 tahun belakangan aku merasa guru begitu eksklusif. Jadi pengen sekolah di sini lagi. Sebelnya, tidak seorang pun temanku yang berniat untuk kuliah di Bandung. JAHAT!!!
Aku pun sempat makan dengan temanku. Serang-Cilegon memang lebih 'kumuh' dari yang dulu. Sibuk kampanye kali yee. Dari wawancaraku (ceile...), aku tahu kalau tidak ada perkembangan islam yang signifikan di sini. Bahkan dibandingkan dengan islam di Bandung jaman ibuku kuliah sekalipun. Dapat dimaklumi. Kalau bisa kuliah di luar kota bwat apa masih disini. Begitulah pasti yang dipikirkan pemuda-pemuda terbaiknya. Wajar.
Ohya, tadi aku melihat satu adegan memalukan. Orang ciuman diangkot. Perempuannya pake kerudung lagi. O tidak!! Di Bandung yang dikenal bebas aja nggak githu-githu amat deh. Malu aku ngeliatnya!!


26 Mei 2007

Aku ingin sekali kembali ke sana dan melakukan sesuatu.
Bagaimanapun, ini sudah menjadi bagian dari hidupku. Ada yang berniat menemani??? (maksudnya, akhwat)

Rabu, 16 Mei 2007

Andin dan Rasita

Bruk! Kubanting pintu kamarku. Andin yang sedang tertidur di tempat tidurku pun jadi terbangun.
"Nila, kau sudah pulang? Ada masalah ya?"
"Nggak da apa-apa kok. Cuman ulangan fisikaku aja kok jelek."
"O..." lanjutnya tanpa bertanya.
"Bohong! Kamu sudah terbiasa dengan nilai-nilai fisikamu yang jeblok."
Ini suara Rasita. Kejam. Namun, yang dikatakannya benar. Masalahku bukanlah ulangan fisikaku yang jelek.
"Siapa yang bohong?" aku berusaha mengelak.
"Rohis khan?"
Sepintar itukah Rasita menebak perasaanku? Atau aku yang tak pandai berbohong? Atau Andin yang terlalu mudah dibohongi?
Ku ceritakan semuanya.
"Apa yang perlu dibingungkan? Tinggal kembalikan semuanya ke Al-qur'an dan Al-Hadist."
"Din, mereka semua pasti berbicara tentang keduanya. Tuhan mereka sama, nabi mereka sama, tujuannya pun sebenarnya sama. Hanya perbedaan cara. Aku pun tak mengerti mengapa mereka meributkan hal-hal kecil macam itu. Coba lihat kaum nasrani. Mereka tetap bersatu walaupun Tuhan mereka berbeda. Tuhannya beda, Din!"
"Tapi Ras, kita nggak bisa jalan sendiri. Amal jama'i itu penting."
"Din, ketika kita masuk ke sebuah jamaah. Kamu akan melihat lain pada yang lain dan akan dilihat lain oleh yang lain. Sakit Din, rasanya!"
"Adakah sesuatu yang benar-benar bersifat netral di dunia ini? Air pun bersifat basa."
Ah! Begitulah kerjaan mereka setiap hari. Bertengkar.
Tapi, kali ini kumenangkan Rasita.

Lain kesempatan...
Bruk! kembali kubanting pintu kamarku. Andin dan Rasita langsung menyambutku.
"Ada apa Nil?" tanya Rasita
"Aku kesel."
"Pasti ada hubungannya dengan Rohis?" Rasita... Rasita...
"Nggak kok. Eh, ada sih."
"Maksudnya?" Andin bingung.
"Sebenernya bukan soal Rohis, tapi masalah anggotanya."
"Kenapa?" Andin kembali bertanya.
Kuceritakan semuaya.
"Loh, khan kamu bilang sendiri. Kalo mereka dah sobatan sejak kecil. Wajar donk, mereka sering berduaan." Rasita memberikan komentar.
"Sahabat antara laki-laki dan perempuan tanpa rasa sama dengan bohong. Kamu berkali-kali diceritain ama orang-orang yang pernah ngalaminnya khan?" Kini Andin merobek habis argumen Rasita.
"Tapi Din, kalau kamu mengalaminya mungkin kamu akan melakukan hal yang lebih parah dari mereka."
"Ras, Allah itu sudah mengukur kemampuan hambaNya. Dia sudah memberikan bekal yang lebih dari cukup untuk kita menghadapi dunia yang kotor ini."
Kali ini aku memihak Andin.

Bayangkan bila Andin dan Rasita ada dalam dirimu sendiri. Andin yang selalu berkata benar namun tak pernah peduli perasaanku. Rasita yang memiliki analisis dan nalar yang kuat serta sangat memahami apa yang kurasa.
Walau mereka membuatmu pusing. Kau tak akan pernah bisa mengusir salah satu atau keduanya. Kalau kau mengusir Andin, kau tak kan hiraukan kebenaran yang datang padamu. Kalau kau mengusir Rasita, kau akan menerima apa yang dikatakan oleh Andin hanya sebatas doktrin. Kau harus mensyukuri kebingungan-kebingungan yang mereka buat dalam dirimu. Karena itu akan membawamu lebih dewasa.

Rabu, 02 Mei 2007

Hidup Itu Indah!!

Ujian praktek terakhir kelas yE adalah praktek agama. Ada satu kejadian menarik di sini. Tau nggak sih cara ngetes hafalannya? 2 Orang di tes barengan. huhuhu... kebayanglah rasanya gimana. Ngerasa nggak diperhatiin, konsentrasi terbelah. yE sampe 2 kali ngulang karena nggak terpengaruh temen yE yang juga lagi di tes. Salut deh ama ibu yang ngetesnya!

Kejadian ini seperti menarik yE kembali ke yE 9 tahun lalu. Ketika itu yE tinggal di Jalan Raya Pandeglang 170. Sebelumnya, ada cerita menarik tentang ruma bercat ijo itu. Tau harga sewa 1 tahunnya berapa? 2 juta bo! Secara, luas bangunannya tuh 400 m2 an lah. Kossan bapak yE waktu itu aja 400 ribu per bulan, di Jakarta sieh. Selidik punya selidik, setelah kami tinggal 3 tahun di sana, ternyata di rumah itu pernah ada orang bunuh diri. Katanya lagi nggak ada yang tinggal di rumah itu lebih dari 1 bulan. yE dan keluarga? 5 tahun! Ya... bukan itu yang mau kubahas.

Biasanya, sehabis magrib yE dkk pergi mengaji di rumah guru ngaji. Cara ngajinya? Ya... begitulah. 3-5 orang mengaji bersama. Dipikir-pikir, hebat juga konsentrasi yE yang dulu.

Huhuhu... sedih!!! Kenangan masa lalu seperti berlarian di mataku. Rindu... rindu.... rindu saat-saat itu. Saat nongkrong di duduk di pinggiran jembatan diatas sungai yang tak bisa dibilang bersih, saat berlari berlomba siapa yang lebih dulu sampai. Rindu... rindu sekali...

Begitulah masa kecilku. Tidak dihabiskan oleh les ini dan itu... ya.. hal semacam itulah. Bahkan yE pernah mengalami pergi ke sekolah dengan tas keresek dan sendal jepit. Tapi yE puas dengan semua itu.

Apapun yang telah dan akan terjadi dalam hidupku. Aku bersyukur menjadi diriku sendiri dengan usahaku sendiri.

Jumat, 20 April 2007

YMPF

Bismillaahirrahmaanirrahiim,,

Abis tadi yE udah janjikan bakal nyeritain ympf itu apa?
Bagi yang suka nonton film-film jepang pasti sempat terlintas sesuatu. Yaps! ymp adalah YamaP yang merupakan panggilan dari Yamashita Tomohisa. OK, yang belum ngeh... yang jadi Yajima Yusuke di Dragon Zakura, yang jadi Kusano Akira di Nobuta wa Produce, yang jadi Kurosagi di Kurasagi. Iya... yang lucu itu,, Loh? Sudahlah!
Kalo f nya.... yE pun nggak begitu ngeh, apa ya f nya?

Yap, yE emang lagi seneng nonton film Jepang. Suntuk ama film Indonesia yang cuma bisa nyeplak cerita.
Meskipun alurnya nggak selembut film Korea, tapi film Jepang lebih alamiah dalam mengalurkan ceritanya dibandingin film Cina. Dan yang pasti kita bisa banyak "belajar" dari film-film ini. yE mo berbagi sedikit tentang hal itu.

Yang pertama yE tonton itu judulnya "1 Liters of Tears". Ada beberapa nilai kehidupan yang dapat kita ambil dari film ini. Tentang kesabaran, ketabahan, arti teman dan arti keluarga. Tau "Buku Harian Nayla" khan? Ya... begitulah ceritanya. Tapi BHN maksa banget deh akhirnya.

Setelah itu yE disodorin ma film Dragon Zakura. Film yang satu ini... keren abiss!! Waktunya pas kalee ya,, yE khan kelas 3 SMA bo! Film ini menceritakan perjuangan 6 orang (Yusuke, Naomi, Hideki, Yoshino, Ichirou, Maki) yang berasal dari sekolah yang rata-rata nilainya 36 untuk masuk ToDai (Tokyo Daigaku). Banyak hal yang bisa kita pelajari dari film ini :
  • Kalo kita mau, nggak da hal yang nggak mungkin.
Secara ya, mana mungkin sih orang-orang dari sekolah yang rata-ratanya 36 masuk ToDai yang adalah universitas terfavorite di Jepang. Kenyataannya mereka semua lulus ujian saringan pertama.
  • Jalan ke Roma nggak cuman satu
Ketika ibunya Naomi sakit, Naomi nggak bisa ikut kelas karena harus nungguin ibunya. Tapi dia tetep belajar di rumah. n pada akhirnya dia lulus juga ujian saringan pertama.
  • Nggak semua yang kita pengenin bisa tercapai. Just do your best and take easy with the result.
Akhirnya emang nggak semua lulus. Tapi mereka ngelakuin yang termaik. Kalahnya pun kalah terhormat. Dan hebatnya lagi, mereka nggak nyerah dan akan coba lagi tahun depan. Naomi yang udah telat banget karena nungguin ibunya yang kritis tetep lari ke tempat ujian, akhirnya nggak kekejar sih. Ichirou yang diracunin ama saudara kembarnya juga tetep berusaha ngerjain soal, meskipun perutnya melilit abiss. Yusuke, yang tidak begitu lucu di film ini pun, dengan tangan kanan yang patah, terus berusaha ngerjain soal.
  • Jangan ngeremehin orang.
Saudara kembar Ichirou itu ceritanya anak telada dari sekolah favorite. Then, dia nggak lulus donk! Jleb nggak sih???

Cuman sebelnya, film ini tuh menunjukan kalau orang idealis itu nggak bakal bisa hidup enak. Ya... walaupun itu sesuai pada realita yang ada.


Film rame ke 2 yang kutonton adalah Nobuta wa Produce. Inti ceritanya sih cerita kehidupan anak SMA (Shuji, Akira dan Nobuko) . ya... biasalah, masalah pergaulan, ada cinta segitiga diantara mereka githu. CUMAN, film ini tuh menampar aku dalam hal "Siapakah teman itu sebenarnya?".

Teman adalah orang yang selalu percaya kepada kita, apapun kata dunia tentang kita.
Teman adalah orang yang terus menemani kita, meskipun kita menyuruhnya pergi.
Teman adalah orang yang menyuruh kita pergi ketika kita akan celaka karenanya.
Teman adalah orang yang selalu memberikan pandangan jujurnya tentang kita, ketika kita memintanya.
Teman adalah orang yang selalu mendukung keputusan kita, walau tak sesuai harapannya.
Dan yE sadar yE belum menjadi teman bagi siapapun.

Sebenernya masih banyak film-film Jepang yang lainnya. tapi... yang paling ngejleb mah 2 film ini.